Bismillahirrohmaanirrohiim]'o[0-[0o4xc/
"""""'''''
[]' /.l
"""""'''''
[]' /.l
Sistem Rujukan
Sistem rujukan dalam dunia medis di Indonesia
dikenal dengan Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Sistem ini
berupa piramida rujukan dengan rumah sakit pemerintah tipe A menjadi pemuncak
piramida. Dasar Piramida diisi oleh fasilitas-fasiltas kesehatan dasar seperti
praktek pribadi, klinik kesehatan dan puskesmas. Proses persalinan ibu dera sebenarnya tidak
bermasalah. Ibu dera mengalami penyulit berupa persalinan premature karena usia
kehamilan belum genap 9 bulan, dan dengan penyulit hamil kembar. Dengan
indikasi-indikasi tersebut diatas maka dilakukan operasi sesar. . Tapi Dera yang lahir bersamaan dengan kembarannya
Dara hanya memiliki beratt 1000 gram dan mengalami peyulit kelainan pencernaan.
Maka dengan indikasi tersebut bayi Dera harus
dilakukan operasi dan harus mendapatkan tempat perawatan khusus bernama NICU. NICU adalah satu unit ruangan yg berisi peralatan lengkap beserta
dokter spesialisnya. Hanya ada 143 unit di jakarta tersebar di 92 fasilitas
kesehatan (sumber : majalah Tempo).
Ada tiga alasan untuk merujuk pasien :
1. Pasien membutuhkan penanganan
spesialistik atau subspesialisitk
2. Pasein membutuhkan ruangan atau
peralatan khusus, untuk dilakukan perawatan tingkat lanjut (advanced care)
3. Alasan social ; karena memang
pasien yang meminta untuk dipindah ke fasilitas yang diinginkan.
Pada pasien
dera alasan merujuk sesuai dengan alasan
no 2. Namun demi efektivitas, bayi Dera tetap di rumah sakit, sedang keluarga bayi mencari fasilitas NICU. Ini merupakan keputusan yang baik.
Pertanyaannya adalah mengapa bayi Dera yg dengan indikasi
harus cepat tertangani tidak mendapat tempat NICU di 9 rumah sakit di Jakarta? Jika alasan biayalah yg
menyebabkan bayi Dera ditolak di rumah sakit swasta, lalu pihak rumah sakit berdalih
bahwa nicu penuh, bisa jadi sesuatu yang dibolehkan . Walaupun menurut undang-undang
rumah sakis tidak dibenarkan menolak pasien.Atas beberapa pertimbangan rumah sakit swasta harus memastikan cashflow
perusahaan tetap lancar. Rumah sakit swasta sebagian besar profit oriented. Jika
tidak ada kepastian dalam pembayaran, rumah sakit swasta tersebut dapat kolaps sebab sumber pemasukan hanya
dari pasien. Pertimbangan lain, sang bayi Dera tidak dibawa serta dalam proses pencarian
NICU, sehingga rumah sakit swasta yang
menerima keluarga Dera dapat lebih fleksibel dalam mengarahkan pasien untuk
dirujuk ke rumah sakit pemerintah yang
mendapat subsidi kesehatan.
Lain hal bila ini
terjadi di rumah sakit pemerintah, jika
alasan NICU dan UGD sudah banyak
antrian atau jika alasan bayi tidak
dibawa menjadi pembenaran untuk tidak menerima bayi Dera. Lalu harus kemana
lagi bayi Dera?. Dalam SPGDT, rumah sakit pemerintah yg ditunjuk sebagai pusat
rujukan menjadi puncak paramida rujukan. Tidak ada pusat rujukan yg lain. Sebaiknya
pasien harus dibawa dulu ke rumah sakit pusat rujukan, setelah dilakukan triage tentang tingkat kegawatan pasien
yg selanjutnya menjadi ditentukan prioritas pasien yg didahulukan masuk NICU. Mungkin ada beberapa antrian NICU
yang bisa di skip dengan alasan emergency.
Walaupunpun pada akhirnya bayi
Dera menjadi pasien antrian kesekian atau terakhir, bayi Dera masih berada di
lingkungan rumah sakit pusat rujukan, sehingga penanganan tingkat lanjut (advanced care ) bisa lebih cepat
dilakukn dibanding di faslilitas
kesehatan sebelumnya dengan keterbatasan alat dan jarak ke pusat ujukan. Mungkin
tidak akan ada pemberitaan yang berlebihan dari media jika sistem diatas benar2
diterapkan., jika akhirnya bayi Dera meninggal, segenap tenaga telah
dikerahkan. Bayi Dera meninggal di pusat rujukan.
0 comments:
Post a Comment