Home » » Dera dan potret buram sistem kesehatan nasional (part 2)

Dera dan potret buram sistem kesehatan nasional (part 2)

Written By ilham on Tuesday, March 12, 2013 | 23:21

Bismillahirrohmaanirrohiim]'o[0-[0o4xc/
"""""'''''
[]' /.l


Sistem Rujukan

  Sistem rujukan dalam dunia medis di Indonesia dikenal dengan Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Sistem ini berupa piramida rujukan dengan rumah sakit pemerintah tipe A menjadi pemuncak piramida. Dasar Piramida diisi oleh fasilitas-fasiltas kesehatan dasar seperti praktek pribadi, klinik kesehatan dan puskesmas.  Proses persalinan ibu dera sebenarnya tidak bermasalah. Ibu dera mengalami penyulit berupa persalinan premature karena usia kehamilan belum genap 9 bulan, dan dengan penyulit hamil kembar. Dengan indikasi-indikasi tersebut diatas maka dilakukan operasi sesar. . Tapi Dera yang lahir bersamaan dengan kembarannya Dara hanya memiliki beratt 1000 gram dan mengalami peyulit kelainan pencernaan. Maka dengan indikasi tersebut bayi Dera  harus dilakukan operasi dan harus mendapatkan tempat perawatan khusus bernama NICU. NICU adalah satu unit ruangan yg berisi peralatan lengkap beserta dokter spesialisnya. Hanya ada 143 unit di jakarta tersebar di 92 fasilitas kesehatan (sumber : majalah Tempo).

Ada tiga alasan untuk merujuk pasien :

1. Pasien membutuhkan   penanganan spesialistik atau subspesialisitk

2. Pasein membutuhkan ruangan atau peralatan khusus, untuk dilakukan perawatan tingkat lanjut (advanced care)

3. Alasan social ; karena memang pasien yang meminta untuk dipindah ke fasilitas yang diinginkan.

          Pada pasien dera alasan merujuk sesuai dengan  alasan no 2. Namun demi efektivitas, bayi Dera tetap di rumah sakit, sedang keluarga  bayi mencari fasilitas NICU. Ini merupakan keputusan yang baik.
Pertanyaannya adalah mengapa bayi Dera yg dengan indikasi harus cepat tertangani tidak mendapat tempat NICU di 9 rumah sakit di Jakarta? Jika alasan biayalah yg menyebabkan bayi Dera ditolak di rumah sakit swasta, lalu pihak rumah sakit berdalih bahwa nicu penuh, bisa jadi sesuatu yang dibolehkan . Walaupun menurut undang-undang rumah sakis tidak dibenarkan menolak pasien.Atas beberapa pertimbangan  rumah sakit swasta harus memastikan cashflow perusahaan tetap lancar. Rumah sakit swasta sebagian besar profit oriented. Jika tidak ada kepastian dalam pembayaran, rumah sakit swasta tersebut  dapat kolaps sebab sumber pemasukan hanya dari pasien. Pertimbangan lain, sang bayi  Dera tidak dibawa serta dalam proses pencarian NICU, sehingga rumah sakit swasta yang menerima keluarga Dera dapat lebih fleksibel dalam mengarahkan pasien untuk dirujuk ke rumah sakit  pemerintah yang mendapat subsidi kesehatan.
 Lain hal bila ini terjadi di rumah sakit pemerintah,  jika alasan NICU dan UGD sudah banyak antrian  atau jika alasan bayi tidak dibawa menjadi pembenaran untuk tidak menerima bayi Dera. Lalu harus kemana lagi bayi Dera?. Dalam SPGDT, rumah sakit pemerintah yg ditunjuk sebagai pusat rujukan menjadi puncak paramida rujukan. Tidak ada pusat rujukan yg lain. Sebaiknya pasien harus dibawa dulu ke rumah sakit pusat rujukan, setelah dilakukan triage tentang tingkat kegawatan pasien yg selanjutnya menjadi ditentukan prioritas pasien yg didahulukan masuk NICU. Mungkin ada beberapa antrian NICU yang bisa di skip dengan alasan emergency.  Walaupunpun pada akhirnya  bayi Dera menjadi pasien antrian kesekian atau terakhir, bayi Dera masih berada di lingkungan rumah sakit pusat rujukan, sehingga penanganan tingkat lanjut (advanced care ) bisa lebih cepat dilakukn dibanding  di faslilitas kesehatan sebelumnya dengan keterbatasan alat dan jarak ke pusat ujukan. Mungkin tidak akan ada pemberitaan yang berlebihan dari media jika sistem diatas benar2 diterapkan., jika akhirnya bayi Dera meninggal, segenap tenaga telah dikerahkan. Bayi Dera meninggal di pusat rujukan.
 
Share this article :

0 comments:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Menjadi Pembelajar - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger