Bismillahirrohmaanirrohiim
Dera adalah salah satu potret betapa buram sistem pelayanan
kesehatan di indonesia. Setelah itu ada Upik, dan bayi bayi tak bernama lainnya.
Di tengah gemerlap kemegahan ibu kota indonesia, Jakarta, di sudut kota telah
lahir bayi kembar beda nasib dan beda cerita. Bayi Dera pulang dalam pelukan ayahnya
dalam keadaan sudah meninggal.
Kisah Dera yang
mengalami “penolakan” oleh sembilan
rumah sakit dengan alasan penuhnya ruang NICU (Neonatal Intesive Care
Unit) menjadi suatu hal yang aneh untuk
ukuran ibukota suatu Negara Jakarta.
Dapat kita bayangkan bagaimana dengan daerah-daerah lain di Indonesia ? Apakah ini gambaran sistem kesehatan nasional kita? Tiada yang salah jika pikiran kita berpikir seperti itu. Tapi terbersit dalam pikiran apaka benar bayi dera mengalami “penolakan” dengan alasan NICU penuh? Atau ini hanya alasan dari rumah sakit dikarenakan keterbatasan biaya yg dimilki keluarga bayi Dera.? Beberapa rumah sakit sudah menolak tuduhan tersebut. Jadi masalah apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus dera ini? Menurut penulis, pada kasus Dera disebabkan permasalahan pada sistem rujukan dan sistem kesehatan nasional. Sistem rujukan yang belum dijalankan dengan baik oleh fasilitas kesehatan dan sistem kesehatan nasional yang sudah tidak relevan dengan kondisi bangsa.
berlanjut ...
Dapat kita bayangkan bagaimana dengan daerah-daerah lain di Indonesia ? Apakah ini gambaran sistem kesehatan nasional kita? Tiada yang salah jika pikiran kita berpikir seperti itu. Tapi terbersit dalam pikiran apaka benar bayi dera mengalami “penolakan” dengan alasan NICU penuh? Atau ini hanya alasan dari rumah sakit dikarenakan keterbatasan biaya yg dimilki keluarga bayi Dera.? Beberapa rumah sakit sudah menolak tuduhan tersebut. Jadi masalah apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus dera ini? Menurut penulis, pada kasus Dera disebabkan permasalahan pada sistem rujukan dan sistem kesehatan nasional. Sistem rujukan yang belum dijalankan dengan baik oleh fasilitas kesehatan dan sistem kesehatan nasional yang sudah tidak relevan dengan kondisi bangsa.
0 comments:
Post a Comment